Strategi Memaksimalkan Laba Perusahaan
STRATEGI MEMAKSIMALKAN LABA PERUSAHAAN
Disusun oleh :
IKA
PURWITA RAHAYU (2014020034)
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
ISLAM BATIK
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Dimasa sekarang ini, perusahaan
memiliki masing-masing peluang untuk memasarkan produknya ,Perusahaan merupakan
salah satu sarana yang dapat menunjang program pemerintah di berbagai sektor
perekonomian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini
akan membawa dampak persaingan perdagangan yang ketat, terutama pada perusahaan
sejenis. Dengan demikian perusahaan dituntut bekerja lebih efisien supaya dapat
tetap bertahan dalam bidangnya masing-masing.
(Agus Suseno,2009).Perusahaan harus
selalu dapat menghasilkan laba untuk dapat tetap bersaing dan menguasai pasar.
Untuk itu , setiap perusahaan atau pengusaha dituntut untuk melakukan
strategi-strategi pemasaran yang tepat agar tidak kalah bersaing dengan
perusahaan lainnya. Karena setiap perusahaan memiliki tujuan untuk
memaksimalkan keuntungan yang lebih besar.
“Strategi” adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurung
waktu tertentu. Dalam bisnis strategi biasanya ditujukan guna bagaimana
cara bersaingnya.Tekanan persaingan ini mencakup ancaman pedatang baru, daya
tawar menawar pemasok, daya tawar pembeli, daya tawar produk pengganti dan
persaingan antar pesaing.
Dilihat dari segi globalisasi persaingan lebih tajam karena untuk masuk ke
dalam pasar global, banyak faktor-faktor yang harus ditingkatkan dan
diperbaiki. Faktor-faktor tersebut adalah kualitas, ketepatan waktu, dan tentu
saja modal. Persaingan global yang dihadapi perusahaan tersebut memaksa para
manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkualitas berdasarkan
fakta-fakta. Tujuan perusahaan walaupun yang satu dengan yang lainnya belum
tentu sama, tetapi pada umumnya tujuan perusahaan terutama adalah memperoleh
laba yang sebesar- besarnya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Pengertian memaksimalkan laba
“Laba” atau profit dalam ilmu
ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seseorang investor
sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan
dengan penanaman modal tersebut (termasuk didalamnya, biaya kesempatan). Keuntungan
total merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya total (TC),
Keuntungan total akan mencapai maksimum apabila selisih positif antara TR
dengan TC mencapai angka terbesar. Secara sistematis laba dapat dirumuskan
π=TR-TC, perusahaan dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila selisihnya
bernilai positif (π>0) dimana TR harus lebih besar dari pada TC (TR-TC).
Tanpa diperoleh laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya
yaitu pertumbuhan yang terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab
sosial (corporate social responsibility). Untuk menjamin agar perusahaan
mampu menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan harus merencanakan dan
mengendalikan 2 faktor penentu laba yaitu (1) pendapatan (2) biaya. ( Ellys
Delfrina Sipangkar,2008)
Sementara itu laba dalam akuntansi sendiri, didefinisikan sebagai selisih
antara harga penjualan dengan biaya produksi. Laba merupakan elemen yang paling
menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk
mempresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi teori
akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan
pengukuran laba. Laba merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya
total. Penerimaan total= jumlah yang diterima dari penjualan produk ( q
x P ).
Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh setiap perusahaan bisa dicapai melalui
bermacam-macam cara antara lain ialah melalui efisiensi di semua bidang,
seperti produksi, sumber daya manusia, maupun keuangan. Dalam teori ekonomi
mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara teoritis laba
adalah kompensasi atau resiko yang di tanggung oleh perusahaan, semakin besar
resiko semakin pula laba yang di peroleh.
Untuk bagian laba terdapat dua jenis laba yaitu laba bisnis ( pendapatan
penjualan -biaya exsfilisit dalam menjalankan bisnis), dan laba ekonomi (laba
bisnis – biaya modal yang implisit dan masukan lain yang disediakan pemilik dan
pergunakan perusahaan). Eksplisit cost merupakan biaya yang pengeluarannya ada
bukti jelas contoh gaji, listrik,bbm, dan lain-lain sedangkan implisit cost
merupakn biaya yang tak terlihat jelas tetapi tetap harus diakomodir
sebagai biaya.
Laba bisnis (Jj) = Total revenue (TR) – total cost eksplisit (TC eks)
Laba ekonomi = Total revenue ( TR) – Total cost eksplisit ( TCeks) –
Total cost implisit (TCimp)
Contoh kasus :
Seorang wanita mengolah tempat makan dan digaji $25.000 setahun memutuskan
untuk membuka rumah makan sendiri ketahui penerimaannya selama setahun pertama
operasi adalah $120.000 sedangkan pengeluarannya meliput : gaji 5 orang
karyawan $45000, bahan-bahan makanan $15.000, sewa $10.000, utilities $1.000,
bunga pinjaman bank $10.000 jadi laba bisnis yang diperoleh adalah
$120.000 – $81.000= $39.000 dan laba ekonomi yang diperoleh $120.000 –
$81.000 – $ 25.000=$14.000 sehingga untuk laba bisnis dan laba ekonomi agar
dicapai lebih maksimal maka dia harus mengendalikan biaya pengeluaran menjadi
lebih kecil dan juga biaya gaji karyawan menjadi lebih sedikit dengan
harapan laba yang akan diperoleh menjadi lebih besar Efisiensi dalam biaya
produksi menjadi patokan untuk dapat memaksimalkan laba yang ingin diperoleh.
Biaya
produksi merupakan yang paling utama untuk dipikirkan serta diperhitungkan.
Kesalahan perhitungan mampu berakibat fatal bagi kemajuan serta perkembangan
perusahaan. Besarnya harga produksi ini akan membuat sebuah perusahaan bisa
mengalami kebangkrutan akibat ketidakmampuan perusahaan dalam melakukan
manajemen keuangannya.Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi barang jadi untuk dijual. Dimana biaya produksi ini
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.Terkadang banyak perusahaan mengurangi mutu kualitas dari produk yang
diproduksi hanya untuk mendapatkan biaya produksi yang rendah, namun hal
tesebut bukan cara yang tepat untuk membuat biaya produki menjadi lebih rendah,
tetapi perusahaan perlu melakukan efisiensi biaya untuk dapat menekan biaya
produksi.
Penetapan biaya produksi yang efisien diartikan sebagai biaya produksi dengan
kualitas yang unggul dengan mengurangi biaya yang banyak mengurangi anggaran
dalam perusahaan.Beberapa anggaran yang biasanya dikurangi untuk efisiensi
biaya produksi ini seperti anggaran pegawai (gaji pegawai per bulannya),biaya
listrik, biaya air jika perusahaan menggunakan sumber air bersih dari PDAM,
serta biaya peralatan dalam produksi atau mesin.Berbagai biaya inilah yang
terkadang menyebabkan pembengkakan dalam biaya produksi. Tentu perusahaan harus
tepat dalam menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi
tersebut.
Efisiensi
biaya produksi tidak dilakukan dengan mengurangi biaya bahan pembuatan
produknya melainkan mengurangi biaya produksi dari biaya tetap perusahaan per
bulannya.iEfisiensi biaya produksi adalah hubungan perbandingan antara anggaran
biaya produksi (input) dengan realisasi biaya produksi (output ). (Syahu
Sugian, 2006:76). Untuk menilai efisiensi biaya produksi, secara langsung
akan meliputi tiga komponen biaya produksi, yaitu efisiensi biaya bahan baku,
efisiensi biaya tenaga kerja langsung, dan efisiensi biaya overhead
pabrik.Untuk mengetahui efisien atau tidaknya biaya produksi dilakukan
dengan cara menghitung selisih antara anggaran dengan realisasinya.Efisiensi
merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk
mencapai laba yang optimal. Konsep efisiensi berkaitan dengan seberapa
jauh suatu proses mengkonsumsi masukan dibandingkan dengan standar atau sesuatu
yang bisa dijadikan pembanding.
Cara efisiensi biaya produksi ini
dapat dilakukan melalui metode berikut ini yaitu :
1. Hitunglah
harga total minimal bahan yang dibutuhkan untuk melakukan produksi
Bahan produksi merupakan salah satu
indikator yang utama untuk bisa melakukan produksi barang atau jasa yangingin
diusahakan oleh perusahaan. Sebelum melakukan penentuan biaya jual produk atau
jasa tersebut anda harus menghitung biaya bahan produksi total seminimal
mungkin.
2. Penerapan
Just In Time Just In Time adalah usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan
(stourage time) yang merupakan suatu akibat dari aktivitas bukan penambah nilai
bagi konsumen (nonvalue added activities) (mulyadi, 1993:25-26). Dimana
penerapan Just In Time dapat menghemat biaya penyimpan sehingga dapat membuat
biaya lebih efisien.
3.
Rancangkan biaya perawatan mesin serta biaya karyawan seminimal mungkin
Inilah yang harus diperhitungkan
saat menentukan biaya produksi. Jumlahkan semua biaya perawatan mesin serta
gaji karyawan yang dibutuhkan seminimal mungkin. Hal ini diupayakan untuk
menghitung standar biaya produksi.
Efisiensi
biaya produksi merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh
perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Perusahaan harus tepat dalam
menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi supaya efisiensi
biaya produksi dapat secara konsisten dapat diterapkan perusahaan.
Tenaga kerja merupakan
usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya
tanaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia
tersebut.
Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja
A.Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan
Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam
3 fungsi pokok produksi,pemasaran,dan administrasi. Contoh biaya tenaga kerja
yang termasuk dalam tiap golongan tersebut.
-Biaya tenaga kerja produksi : gaji karyawan,biaya
kesejahteraan karyawan pabrik,upah lembur karyawan pabrik,upah mandor
pabrik,gaji manajer pabrik.
-Biaya tenaga kerja pemasaran : upah karyawan
pemasaran,biaya kesejahteraan karyawan pemasaran,biaya komisi pramuniaga,gaji
manajer pemasaran.
-Biaya tenaga kerja administrasi dan umum : gaji
karyawan bagian akuntansi, bagian personalia , bagian secretariat, biaya
kesejahteraan karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan karyawan bagian
personalia, biaya kesejahteraan karyawan bagian secretariat.
B. Penggolongan menurut kegiatan departemen –
departemen dalam perusahaan
Biaya tenaga kerja digolongkan sesuai dengan bagian – bagian yang dibentuk
dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja didepartemen – departemen
non produksi diglolongkan pula menurut departemen tempat kerja mereka.
Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap
biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam
perusahaan. Misalnya : departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari
3 departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan bagian penyempurnaan. Bagian
nonproduksi : tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian
personalia, dll.
C. Penggolongan menurut jenis pekerjaan
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan
menurut jenis sifat pekerjaannya . Biaya tenaga kerja semacam ini digunakan
sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar kerja. Dengan demikian biaya
tenaga kerja digolongkan menjadi : upah mandor, upah penyelia, upah operator.
D. Penggolongan menurut hubungan dengan produk
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi
menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Untuk mencapai target kinerja keuangan diatas beberapa
strategi yang bisa ditempuh antara lain:
- Melakukan penyusunan dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran atau Budgeting perusahaan.
- Penerapan standar operating prosedur keuangan dan operasional, melalui pengawasan dan penerapan manajemenperusahaan yang handal.
- Efisiensi penggunaan modal kerja dengan melakukan seluruh kegiatan transaksi penjualan dengan cara tunai.
- Manajemen persediaanbahan baku produksi yang efektif
- Metode pembayaran ke supplier dengan menggunakan sistem kredit (account payable), dan diupayakan dana pembayarannya bersumber dari hasil penjualan.
- Pengelolaan manajemen sumber daya manusia(SDM) dalam perusahaan yang efisien.
- Secara berkala dalam satu periode melakukan analisis laporan keuanganperusahaan, sebagai alat barometer terhadap pencapaian nilai rasio efisiensi kinerja laporan keuangan perusahaan.
Semakin tinggi perputaran modal
kerja yang diinvestasikan dalam perusahaan maka akan semakin baik kinerja
keuangan dan membutuhkan modal yang minim untuk mencapai target prosentase laba
yang besar. Memaksimumkan laba menjadi prioritas penting dalam menjalankan
suatu perusahaan. Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yaitu :
– Pendekatan Totalitas (totality approach)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Jika harga jual per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variable per unit(v) dikali biaya variable per unit, sehingga:
π = P.Q – (FC + v.Q)
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan
menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar
penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil
keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi
untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan
potensi permintaan efektif.
– Pendekatan Rata-rata (average approach)
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit
dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan
harga jual output (P) kemudian laba total dihitung dari laba per unit dikali
dengan jumlah output yang terjual.
π = (P – AC).Q
π = (P – AC).Q
Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila
harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC).
Perusahaan akan mencapai angka impas bila P sama dengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.
– Pendekatan Marginal (marginal approach)
Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya
marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada
saat MR = MC.
π = TR – TC
π = TR – TC
Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π(δ
π /δQ) sama dengan nol dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (δTR/
δQ atau MR) dikurangi nilai turunan pertama TC (δTC/ δQ atau MC). Sehingga MR –
MC = 0. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum (atau
kerugian minimum) bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.
Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai
berikut :
- bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
- bahan-bahan pembantu atau penolong
- upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
- penyusutan peralatan produksi
- uang modal, sewa
- biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
- biaya pemasaran seperti biaya iklan
- pajak
Jenis-jenis Biaya Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang
digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada
akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam
tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi,
meliputi :
1. Biaya bahan baku (direct material
Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam
produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung
(direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung
ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk
jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala
peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya overhead pabrik (factory
overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah
didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead
Pabrik yaitu :
- Biaya bahan penolong
- Biaya tenaga kerja tidak langsung
- Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
- Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
- Biaya listrik dan air pabrik
- Biaya asuransi pabrik
- Operasi lain-lain
Proses Produksi
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan
berdasarkan proses produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam:
1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan
melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak
luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok
pesanan (Job order cost methode)
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa
melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang
umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan
menggunakan metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode,
biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk
persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam
periode yang bersangkutan.
Sejak awal akan dirancangnya perusahaan, sebaiknya
dilakukan pula perencanaan tenaga kerjanya. Baik itu tenaga kerja langsung
maupun tenaga kerja tidak langsungnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadinya kesia-siaan tenaga kerja, sehingga jumlah tenaga kerja yang pada
perusahaan dapat dikatakan optimum, dan pada akhirnya akan menurunkan biaya
tenaga kerja perusahaan tersebut.
1.2.IDENTIFIKASI
MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalahyang disusun diatas
, maka dapat ditarik beberapa permasalahan, antara lain:
1.Perusahaan belum sepenuhnya
optimal mengelola manajemen keuangan, yang bisa berakibat fatal pada perolehan
laba perusahaan, bahkan bisa mengalami kebangkrutan.
2.Pemilik perusahaan terkadang
mengurangi mutu kualitas produk, demi menekan biaya produksi perusahaan.
3.Perlunya perhatian pada
peningkatan laba melalui beberapa pengendalian biaya produksi.
1.3.BATASAN
MASALAH
Rumusan masalah :
- Apa pengertian dari memaksimalkan Keuntungan (laba)?
- Bagaimana menekan biaya produksi output ataupun tenaga kerja?
- Strategi yang bisa digunakan untuk mencapai laba dengan menekan biaya produksi?
1.4
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dikerjakannya makalah ini
adalah memberikan pemahaman pembaca mengenai cara memaksimalkan laba dengan
lebih tepat dan efisien. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa
factor antara lain jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga
kerja.
Tujuan dibuatnya makalah ini
adalah untuk mengetahui bagaimana cara meminimumkan biaya dan meningkatkan
efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi
dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan
lancar.
Efisiensi ini dapat dicapai dengan
menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik.Efisiensi di
bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan
meningkatkan efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya
akan dapat meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan
dapat mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan lain kerena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk
mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya.
Untuk meningkatkan laba, perusahaan umumnya
meningkatkan pendapatan dan mengurangai biaya, antara lain biaya produksi.
Dengan mengurangi biaya, perusahaan adapat memaksimalkan dana untuk tujuan lain
seperti membuat produk baru, atau menginvestasikannya untuk menambah aset
perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN MENURUT PARA AHLI
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba.
Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap
(2008:113) kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi.
Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai
pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan
biaya.
Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang
penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba
merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan
investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian
ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan
dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam
penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Dalam keseimbangan jangka panjang, laba ekonomis akan
menjadi nol jika semua perusahaan beroperasi dalam industri persaingan
sempurna. Dengan kata lain, semu perusahaan akan memperoleh tingkat laba bisnis
yang hanya mencerminkan tingkat kembalian modal dari investasi yang mereka
tanamkan. Namun demikian, diketahui bahwa tingkat laba yang diperoleh
perusahaan- perusahaan juga berbeda-beda. Tingkat laba berkisar dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi.
Dalam hal ini, Lincoln Arsyad mengemukakan
beberapateori alternatif
yang menjelaskan beberapa perusahaan menerima laba
ekonomis.
1)Teori Laba Ekonomis Friksional
Pasar sering mengalami ketidakseimbangan
(disequilibrium) karena perubahan permintaan akan produk atau biaya yang tidak
terduga. Dengan kata lain, goncangan goncangan yang terjadi dalam perekonomian
menyebabkan keadaan ketidakseimbangan pasar yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan
hanya menerima laba normal saja
2)Teori Laba Ekonomis Monopolis
Teori laba monopoli ini merupakan perluasan teori
friksional. Teori ini menyatakan bahwa beberapa perusahaan karena faktor-faktor
seperti skala ekonomis, kebutuhan-kebutuhan modal, atau hakpaten-bisa bertindak
sebagai monopolis yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan laba di atas
normal untuk jangka panjang.
3)Teori Laba Ekonomis Inovatif
Pada teori ini, laba di atas normal merupakan
kompensasi dari inovasi yang berhasil. Misalnya, perusahaan alat fotocopy
Xerox, yang menerima tingkat kembalian yang sangat tinggi karena kesuksesannya
mengembangkan dan memasarkan suatu alat fotokopi yang superior. Penerimaan laba
super normal ini akan terus terjadisampai perusahaan-
perusahaan lain memasuki bidang tersebut untuk
bersaing dengan Xerox dan membuat laba yang tinggi tersebut turun sampai titik
normal.
4)Teori Laba Ekonomis Kompensasi
Teori ini menyatakan bahwa tingkat penerimaan di atas
normal merupakan suatu imbalan bagi perusahaan yang berhasil memenuhi keinginan
konsumen, mempertahankan cara kerja yang efisien, dan seterusnya. Misalnya,
jika perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada industri yang mempunyai tingkat
efisiensi rata-ratamenerima tingkat
penerimaan normal, maka adalah wajar jika
perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada tingkat efisiensi yang lebih tinggi
akan menerima tingkat kembalian di atas normal
. (Lincoln Arsyad 1996: 25)
Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi
kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada
saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Tenaga kerja , Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa
manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran
bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber
daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Dalam
hal ini teori klasik Adam Smith (1729-1790) juga melihat bahwa alokasi sumber
daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi
tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar
ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif
merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi.
Suparmoko dan Maria (2000) dalam Sinaga (2005)
menjelaskan bahwa pada prinsipnya teori penawaran tenaga kerja dan teori
permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari tingkat upah, di mana pendapat
dari kaum klasik menyatakan, jika semakin tinggi tingkat upah yang diminta oleh
kaum pekerja maka akan semakin sedikit jumlah penawaran tenaga kerja (lowongan
kerja) yang dapat diberikan dan akan berlaku sebaliknya.
Dalam memahami mekanisme pasar tenaga kerja harus
dilihat bagaimana individu pekerja terdapat perbedaan, maka untuk menentukan
kuva penawaran tenaga kerja pada suatu daerah adalah dengan menjumlahkan
kurva-kurva penawaran dari setiap individu, oleh sebab itu kurva dari penawaran
tenaga kerja berbentuk melengkung kebelakang (backward bending curve).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Perusahaan yang memaksimalkna keuntungan disemua industri harus menentukan tiga
pilihan seperti : berapa banyak output yang akan ditawarkan, bagaimana
memproduksi output itu dan berapa banyak tipa input yang akan diminta. Kita
mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk mencetak laba. Laba
sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Biaya total atau biaya
ekonomis meliputi biaya yang benar-benar dikeluarkan faktor produksi.
Jika memulai suatu bisnis atau membeli bahan suatu perusahaan, dilakukan
karena berharap mendapatkan tingkat penghasilan normal. Investor tidak akan
menginvestasikan uangnya pada suatu bisnis jika mereka tidak memperkirakan akan
mendapatkan tingkat penghasilan normal..
Perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang
meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba. Pengusaha harus mampu mengatur
manajemen keuangan agar mengetahui kendala-kendala biaya produksi lainnya.
Memaksimalkan laba dengan strategi yang tepat akan memudahkan perusahaan untuk
dapat bersaing dalam era globalisasi sekarang.
Sasaran utama strategi
pencapaian laba perusahaan &efisiensi modal usaha yang efektif
antara lain:Seberapa besar presentase laba yang diperoleh dibandingkan dengan
jumlah modal sendiri yang diinvestasikan dalam perusahaan, dan seberapa besar
perputaran modal kerja dalam satu periode tertentu misalnya dalam satu
tahun.Pada intinya tujuan dari memaksimalkan laba adalah mencari keuntungan
bagi perusahaan tersebut yang sedang produksi.
DAFTAR PUSTAKA
- Amalia.”Perusahaan Bisa Serap Lagi Tenaga Kerja “.http://www.pikiran-rakyat.com.Diakses Pada Tanggal 9 Oktober 2015
- http//id.wikepedia.org/wiki/strategi
- Widjaya Tunggal, Amin, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertam,Penerbit PT.Rineka Cipta,Jakarta. 1993
- http://www.kompasiana.com/uye_lovca1/biaya-tenaga-kerja
- oeratno, Ekonomi Mikro Pengantar Edisi 3, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta, Yogyakarta, 2011
- http://repository.upi.edu/operator/upload/s_l0451_033945_chapter2.pdf
apakah kombinasi biaya yang paling murah adalah salah satu starategi dalam meminimalkan laba? mohon penjelasanya kk?
BalasHapusmemaksimalkan laba makstnya kk
BalasHapus